Testosterone

    Testosteron adalah hormon steroid yang memiliki peran penting dalam tubuh, terutama untuk pria. Terapi penggantian testosteron biasanya diberikan kepada mereka yang mengalami hipogonadisme, dimana tubuh tidak mampu memproduksi hormon ini dengan cukup. Obat ini hadir dalam beberapa bentuk, termasuk kapsul, gel, dan injeksi.

    Golongan obat: terapi hormon androgen Merek dagang: Andriol Testocaps, Androgel, Nebido, Sustanon 250

    Apa itu Testosteron?

    Testosteron merupakan kelas androgen yang diproduksi oleh tubuh laki-laki dan wanita, namun pria memiliki kadar yang lebih tinggi. Fungsi utamanya adalah untuk mendukung perkembangan seksual dan reproduksi. Hormon ini menyokong proses seperti pertumbuhan organ seksual, produksi suara yang lebih berat, produksi sperma, menjaga kesuburan dan libido, serta mempengaruhi penampilan fisik melalui pertumbuhan rambut dan kontribusi pada pembakaran lemak dan peningkatan massa otot. Juga berperan dalam produksi sel darah merah dan menjaga integritas tulang.

    Dosis Testosteron

    Dosis testosteron beragam tergantung pada bentuk obat dan kebutuhan individu. Pasien dewasa dengan hipogonadisme dapat memulai dengan kapsul 120-160 mg dua kali sehari, lalu menyesuaikan dosis menjadi 40-120 mg per hari. Ada pula bentuk gel yang diaplikasikan sehari sekali dan suntikan dengan dosis dan jadwal yang berbeda tergantung jenisnya. Dosis bagi anak-anak dan remaja akan ditentukan oleh dokter mereka sesuai dengan kondisi.

    Aturan Pakai Testosteron

    Jika menggunakan bentuk suntikan, tentu hal itu akan diberikan di fasilitas kesehatan oleh dokter. Sementara itu, untuk kapsul dan gel, penting untuk mengikuti petunjuk dokter serta informasi pada kemasan. Testosteron kapsul harus ditelan utuh saat makan untuk menjamin penyerapannya, sedangkan gel diaplikasikan pada kulit yang bersih dan dihindarkan dari area kelamin atau kulit yang teriritasi. Pastikan untuk tidak menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi.

    Efek Samping Testosteron

    Penggunaan testosteron bisa menyebabkan efek samping seperti:

    • Gangguan pencernaan
    • Iritasi pada tempat aplikasi gel
    • Akne
    • Nyeri atau pembengkakan pasca-suntikan
    • Sakit kepala atau pusing
    • Perubahan mood
    • Tekanan darah tinggi
    • Pertumbuhan rambut yang tidak normal Merujuk ke dokter jika efek samping ini mengganggu atau memburuk, dan pergi ke IGD jika eksperiensi reaksi alergi atau efek samping parah seperti emboli atau stroke.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Testosteron

    Penting untuk memberi tahu dokter mengenai riwayat alergi, kondisi kesehatan, atau obat lain yang dikonsumsi sebelum memulai terapi testosteron. Hati-hati bagi yang mengalami kanker payudara, prostat, penyakit jantung, liver, migrain, atau gangguan lainnya. Selalu informasikan penggunaan testosteron kepada tenaga kesehatan jika hendak menjalani operasi atau pemeriksaan tertentu.

    Efek Testosteron untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Testosteron sebaiknya tidak digunakan oleh wanita, terutama yang sedang hamil atau menyusui karena bisa mempengaruhi bayi. Berdasarkan kategori X, penelitian telah menunjukkan bahwa obat ini berisiko menyebabkan kecacatan pada janin dan dapat terserap ke dalam ASI.

    Interaksi Testosteron dengan Obat Lain

    Testosteron dapat berinteraksi dan mempengaruhi efek dari:

    • Obat kortikosteroid
    • Antidiabetes
    • Obat seperti rifampicin, barbiturat, carbamazepine, phenytoin, dan oxymetazoline
    • Warfarin Selalu beri tahu dokter tentang obat lain yang Anda gunakan untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait