Potassium Iodide

    Kalium Iodida sering digunakan dalam situasi darurat untuk menghindari paparan radiasi yodium radioaktif pada kelenjar tiroid. Selain itu, obat ini memiliki berbagai penggunaan lain sesuai anjuran dokter.

    Golongan obat: Suplemen makanan Merek dagang: Belum tersedia dalam bentuk sediaan tunggal di Indonesia

    Apa itu obat Kalium Iodida?

    Kalium Iodida efektif dalam memblokir masuknya yodium radioaktif ke kelenjar tiroid selama insiden radiasi nuklir. Berkategori sebagai obat antitiroid, obat ini berguna dalam menangani kelebihan aktivitas kelenjar tiroid serta mengurangi ukuran dan produksi hormon tiroidnya. Kalium Iodida juga bermanfaat dalam mengatasi batuk karena memiliki efek yang bisa melunakkan dan mengencerkan dahak, yang sangat membantu bagi penderita penyakit paru-paru kronis.

    Dosis obat Kalium Iodida

    Kalium Iodida tersedia dalam berbagai bentuk yaitu tablet 65 mg dan 130 mg, sirup, serta larutan konsentrat. Memang, sediaan ini lebih banyak tersedia di luar negeri seperti di Amerika Serikat. Dosis yang dianjurkan bervariasi tergantung tujuan penggunaan dan usia pasien, seperti:

    1. Untuk Batuk

    • Dewasa: Diminum tiga atau empat kali hari dengan dosis SSKI 300 atau 600 mg.

    2. Perlindungan dari paparan radiasi yodium radioaktif

    • Dewasa: Dosis awal 130 mg per hari selama 10-14 hari.
    • Anak: Dosis diatur berdasarkan usia mulai dari 16,25 mg hingga dosis sesuai dengan berat badan bagi anak-anak di atas 12 tahun.

    Aturan Pakai obat Kalium Iodida

    Dalam penggunaannya, baik dalam bentuk cair maupun tablet, Kalium Iodida harus dikonsumsi sesuai petunjuk dokter atau label kemasan. Untuk perlindungan radiasi, konsumsi harian disesuaikan dengan anjuran otoritas kesehatan. Penggunaan larutan harus diawasi perubahannya dan dicampurkan dengan air atau jus. Sedangkan tablet harus dilarutkan dalam air atau susu sebelum dikonsumsi. Jangan melebihi dosis yang disarankan tanpa konsultasi dokter untuk menghindari risiko efek samping yang serius.

    Efek Samping obat Kalium Iodida

    Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Kalium Iodida antara lain:

    • Pembengkakan kelenjar
    • Rasa metalik pada mulut
    • Mual dan muntah
    • Diare
    • Nyeri perut dan kepala
    • Ruam dan gatal-gatal
    • Demam, nyeri sendi
    • Pembengkakan di wajah atau ekstremitas
    • Gangguan pernapasan dan detak jantung

    Monitor gejala dan segera hubungi dokter jika efek samping serius terjadi.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai obat Kalium Iodida

    Beberapa kondisi memerlukan perhatian khusus sebelum mengonsumsi Kalium Iodida, seperti:

    • Dermatitis herpetiformis
    • Vaskulitis hipokomplementer
    • Nodul tiroid dan penyakit jantung

    Sebaiknya informasikan kepada dokter mengenai riwayat kesehatan, seperti Penyakit Graves, Tiroiditis Hashimoto, dan gangguan ginjal. Pemeriksaan dosis dan monitoring efek samping menjadi penting bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.

    Efek obat Kalium Iodida untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Kalium Iodida berisiko menurut kategori D oleh FDA, menunjukkan risiko terhadap janin jika digunakan selama kehamilan. Diskusikan risiko dan manfaat dengan dokter jika Anda hamil atau berencana hamil, serta jika Anda sedang menyusui; karena obat ini dapat mempengaruhi kesehatan bayi.

    Interaksi obat Kalium Iodida dengan Obat Lain

    Interaksi mungkin terjadi saat Kalium Iodida dikonsumsi bersamaan dengan obat lain, seperti:

    • Acenocoumarol
    • Anisindione
    • Dicumarol
    • Fenindione
    • Fenprocoumon
    • Warfarin

    Selalu informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang digunakan untuk mencegah interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait