Bunda, Stop Percayai 10 Mitos Tentang Ibu Menyusui Ini!

Jika Anda tinggal di negara berkembang, pasti banyak mitos ibu menyusui yang sering Anda dengar. Ternyata, tidak semua mitos harus Anda percayai. Yuk simak penjelasaanya di sini!

BAGI Anda para ibu terutama ibu muda yang saat ini tengah berada di masa menyusui, mungkin Anda dibingungkan dengan beberapa hal yang dianggap boleh atau tidak boleh banyak orang ketika menyusui.

Yuk, ketahui apa saja mitos mengenai ibu menyusui yang tidak benar dan tidak dapat dipercaya.

1. Menyusui itu Mudah

Ketika bayi lahir, mereka akan refleks untuk mencari susu dari payudara ibu mereka.

Namun, banyak ibu membutuhkan dukungan dengan memposisikan bayinya untuk menyusui dan memastikan bayinya telah merengkuh payudara dengan benar.

Menyusui membutuhkan waktu dan latihan, baik untuk ibu maupun bayi. Menyusui juga sangat menghabiskan banyak waktu, jadi para ibu membutuhkan ruang dan dukungan di rumah dan di tempat kerja.

2. Menyusui itu Sakit

Ketika belajar menyusui, tidak sedikit ibu yang mengalami ketidaknyamanan dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran.

Tetapi, dengan dukungan yang tepat dan juga pelekatan bayi pada puting payudara yang sesuai akan menghindarkan puting sakit.

Jika Anda mengalami masalah puting sakit pada saat menyusui, maka Anda bisa segera konsultasi dengan tenaga medis mengenai masa laktasi Anda secepatnya.

3. Mencuci Puting Sebelum Menyusui

Mitos ibu menyusui selanjutnya yang cukup banyak dipercayai oleh banyak orang adalah keharusan mencuci puting sebelum menyusui. Mereka berfikir bahwa itu akan menjaga susu tetap steril bagi bayi.

Namun sebenarnya, mencuci puting susu sebelum menyusui tidak perlu dilakukan. Ketika bayi lahir, mereka sudah sangat akrab dengan bau dan suara ibu mereka sendiri.

Puting akan menghasilkan zat berbau bayi dan memiliki bakteri baik yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi yang sehat seumur hidup.

Jadi, jika Anda mencuci puting Anda sebelum menyusui bayi Anda, itu justru akan menhilangkan zat berbau bayi dan bakteri baik tersebut.

4. Memisahkan Bayi yang Baru Lahir Dari Ibu, Supaya Ibu Dapat Beristirahat

Dokter, perawat dan bidan sering mendorong praktik “kulit ke kulit” yang juga dikenal dengan istilah perawatan ibu kanguru saat bayi baru lahir. Bersentuhan antara ibu dan bayi adalah fase penting supaya bayi dapat mencari payudara.

Jika proses tersebut dapat dilakukan satu jam setelah persalinan, maka hak itu pertanda baik untuk bayi karena akan membuatnya menjadi terbiasa saat menyusui. Semakin sering praktik ini dilakukan, semakin baik.

5. Makan Makanan Tertentu Saat Menyusui

Pada beberapa daerah di Indonesia, ada mitos yang mengatakan bahwa ibu yang baru melahirkan tidak boleh makan garam, ikan, atau hanya boleh makan sayuran dan buah-buahan.

Namun, ternyata hal itu termasuk mitos ibu menyusui karena ibu menyusui seharusnya makan makanan seimbang seperti biasanya. Secara umum, tidak ada peraturan bahwa ibu harus mengganti pola makan ketika menyusui.

Akan tetapi, jika Anda merasakan bahwa bayi Anda memiliki respon yang tidak lazim pada beberapa jenis makanan tertentu, maka itu harus segera Anda konsultasikan ke dokter.

6. Olahraga Akan Memengaruhi Rasa ASI

Olahraga itu sehat, begitu pula untuk ibu menyusui. Tidak ada bukti yang mempengaruhi rasa ASI karena olahraga. Jadi jangan percaya mitos ini, ya.

7. Tidak Dapat Menyusui Jika Tidak Langsung Dilakukan

Ada banyak orang yang mengatakan bahwa ibu akan kesulitan memberikan ASI jika tidak melakukannya secara langsung sesaat setelah bayi lahir.

Idealnya, bayi memang harus dikenalkan dengan ASI segera setelah lahir, karena pada saat itulah masa terbaik bagi bayi untuk mengenali ibunya.

Namun, jika memang ternyata tidak dapat dilakukan sesaat setelah melahirkan sebetulnya tidak apa-apa, asalkan bayi tetap diberikan stimulasi ASI ketika ibu siap.

Secara alami, bayi akan tahu cara menyusui saat bersentuhan dengan payudara.

8. Tidak Boleh Menggunakan Susu Formula Jika Ingin Menyusui

Anda mungkin memutuskan untuk memberikan susu formula pada beberapa kesempatan sambil terus diberikan ASI langsung.

Hal ini bukannya tidak boleh, namun penting bagi Anda untuk mencari informasi yang jelas mengenai susu formula dan produk lainnya yang menggantikan ASI.

9. Ibu Tidak Bisa Menghasilkan Cukup ASI

Pada umumnya, ibu menghasilkan ASI dalam jumlah yang tepat untuk bayinya. Produksi ASI ditentukan oleh seberapa baik bayi melekat pada payudara, frekuensi menyusui dan seberapa baik bayi memuntahkan ASI setiap kali menyusui.

Ada juga mitos yang mengatakan bahwa ketika ibu sedang hamil, maka mereka tidak boleh menyusui saat hamil karena ditakutkan ASI tidak akan cukup untuk anaknya.

Padahal sebenarnya, menyusui saat hamil diperbolehkan asalkan tidak ada kelainan pada kehamilan. Yang harus diingat, menyusui saat hamil juga kerap menimbulkan efek samping seperti kelelahan, kelaparan dan sakit kepala.

10. Tidak Boleh Menyusui Saat Ibu Sakit

Hal ini sebenarnya tergantung pada jenis penyakitnya. Jika ibu terjangkit penyakit yang menular melalui cairan tubuh seperti HIV, ibu tidak boleh menyusui anaknya.

Selain penyakit itu, umumnya Anda tetap boleh menyusui ketika Anda sakit. Namun Anda harus memastikan bahwa Anda telah mendapatkan perawatan yang tepat, cukup makan dan istirahat.

Dalam banyak kasus, antibodi yang dibuat tubuh Anda akan menular ke bayi, sehingga dapat membangun pertahanannya sendiri.

Sumber:

Busted: 14 Myths About Breastfeedinghttps://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/14-myths-about-breastfeeding. Dilansir dari 14 Oktober 2019.

Kembali ke blog

2 komentar

sCOGWAfKSRpFT

hGHkBWPogERbMUZ

dCcrkGSUDhMij

ZqUDkHfjNy

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait