Sejarah Hari Ibu

Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya. Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebas tugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. 

Sejarah Hari Ibu

DI Indonesia, hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional. Sementara di Amerika dan lebih dari 75 negara lain, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong, Hari Ibu atau Mother's Day dirayakan pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei. Di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day diperingati setiap tanggal 8 Maret. 


Sejarah Hari IbuDi Amerika peringatan Hari Ibu atau Mother's Days pertama kali diperkenalkan oleh Ann Maria Reeves Jarvis atau Anna Jarvis, salah seorang seorang aktivis perempuan di Amerika Serikat. Bermula dari kehidupan pribadi dengan merasakan betapa besarnya jasa dan pengorbanan seorang ibu yang selama ini tidak pernah mendapatkan penghargaan. Ditambah lagi dengan diskriminasi gender di negara itu yang sangat menyudutkan kaum perempuan. Setelah kematian ibundanya pada tahun 1905, Anna memulai kampanyenya menekan pemerintah untuk memberikan kesempatan penghormatan bagi kaum ibu di negara itu. Pada tahun 1914, kongres Amerika akhinrya berhasil mendesak Presiden Woodrow Wilson untuk mendeklarasikan secara resmi tanggal 12 Mei sebagai Mother’s Day atau yang dikenal dengan istilah ‘Second Sunday in May’. Di negeri itu Mother’s Day diwarnai dengan pemberian Bunga Carnation (anyelir) kepada para ibu.

Di Indonesia, peringatan Hari Ibu diawali dari diadakannya Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari Jawa dan Sumatera yang bertujuan untuk menyatukan pikiran dan semangat para feminis untuk berjuang menuju kemerdekaan.

Para peserta kongres ketika itu mengangkat isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, pelibatan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan serta perdagangan anak-anak dan kaum perempuan. Selain itu, masalah pernikahan usia dini, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita juga dibahas dalam kongres tersebut.

Sejarah Hari Ibu

Secara resmi, perayaan Hari Ibu ditetapkan pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia, di bawah Dekrit Presiden No. 316 thn 1953 oleh Presiden Soekarno. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Kini, Hari Ibu dirayakan secara nasional dengan menyatakan rasa cinta dan terima kasih kepada kaum ibu. Berbagai kegiatan untuk memeriahkan Hari Ibu seperti lomba memasak, merangkai bunga, dan lain-lain banyak kita jumpai menjelang perayaan ini. Di dalam lingkungan keluarga, biasanya para ibu dibebaskan dari tugas domestik sehari-hari.

Banyak juga yang memberikan kado istimewa untuk para perempuan dan kaum ibu seperti perhiasan dan rangkaian bunga. Jenis rangkaian bunga yang sering diasosiasikan dengan cinta kasih tulus seorang Ibu adalah anyelir. Selain itu, bunga krisan, tulip, lily, dan mawar putih juga populer sebagai hadiah spesial di Hari Ibu.

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait