8 Mitos Haid yang Harus Diluruskan

Haid sejatinya merupakan sesuatu yang wajar dialami semua wanita. Meskipun begitu nyatanya hal ini masih dianggap tabu untuk dibicarakan sehingga menimbulkan banyak mitos yang tidak benar. 

8 Mitos Haid yang Harus Diluruskan

BICARA tentang haid, mungkin masih menimbulkan rasa malu atau bahkan masih dianggap tabu di Indonesia. Karena hal itu maka tidak heran masih ada banyak mitos haid yang beredar di masyarakat.

Padahal, bagi remaja yang mengalami pubertas, mitos haid yang tidak benar tentu akan sangat membingungkan. Lalu, apa saja mitos haid yang perlu diluruskan dan sebaiknya diketahui kebenarannya? 

Melansir Healthline, berikut 8 mitos haid yang banyak beredar: 

Mitos #1: Periode waktu haid selalu sama

Sangat penting dipahami bahwa mitos haid yang menyatakan siklus haid akan selalu sama untuk setiap wanita adalah keliru. Siklus menstruasi setiap wanita tidak sama alias berbeda-beda. Secara normal, siklus haid wanita adalah 28 hari.

Namun, ada juga yang siklusnya lebih panjang dan lebih pendek antara 29 hari-35 hari.  Bahkan, ada wanita yang sering mengalami rasa sakit saat menstruasi, sementara yang lain tidak merasa apa pun.

Perbedaan ini disebabkan karena mobilitas yang tinggi, kenaikan berat badan, serta mengonsumsi obat-obatan tertentu

Mitos #2: Sakit saat menstruasi akan selalu terjadi

Semua wanita tentu pernah merasakan sakit saat haid. Namun rasa sakit saat menstruasi jangan dianggap wajar. Memang sejumlah wanita mengalaminya namun dalam istilah medis, hal ini dianggap sebagai kelainan yang disebut dismenore.

Sekitar 20 persen wanita mengalami dismenore dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Seperti mengalami kecemasan, sulit berkonsentrasi, dan benar-benar bukan sesuatu yang menyenangkan untuk dianggap sebagai suatu hal yang lumrah terjadi.

Jadi jika Anda selalu mengalami sakit saat menstruasi hingga mengganggu aktivitas (tidak bisa bangun dan terus berada di tempat tidur), sebaiknya segera hubungi dokter untuk memastikan kondisi Anda.

 Joy Kit Emergency PMS, Rp 99.000,- ; Beli di sini

Mitos #3: Abaikan perubahan suasana hati/ mood saat menstruasi

Tidak hanya secara fisik, secara psikis pun wanita mengalami perubahan dari segi hormonal. Saat PMS, tingkat estrogen menurun berganti menjadi lonjakan progesteron yang tajam.

Di sisi lain, hormon estrogen atau “hormon pemicu bahagia” menurun, sementara progesteron yang berdampak pada otak, dapat menimbulkan rasa takut, cemas dan depresi.

Perubahan suasana hati memang akan terjadi, tapi jangan diabaikan. Kendalikan mood dengan melakukan yoga, relaksasi atau mengonsumsi makanan seimbang seperti memperbanyak buah-buahan dan sayuran.

Mitos # 4: Hormon berkaitan dengan wanita

Masalah perubahan hormon, biasanya dikaitkan dengan wanita yang sering uring-uringan menjelang PMS. Padahal, laki-laki juga bisa berpengaruh dengan perubahan hormon.

Hal ini terjadi pada sebuah penelitian konstrasepsi pria yang dihentikan karena para peserta tidak mampu mengatasi efek samping seperti jerawat, nyeri injeksi dan gangguan emosi.

Baca juga: 9 Penyebab Fase Menstruasi Terlalu Lama

Mitos # 5: Darah haid adalah darah

Faktanya, darah haid hanya mengandung sedikit darah. Darah menstruasi terdiri dari lebih sedikit sel darah jika dibandingkan darah biasa yang mengalir di pembuluh nadi.

Oleh karena itu, lakukan perawatan Miss V secara teratur dengan mengganti pembalut sesering mungkin sangat dianjurkan agar tidak menjadi tempat berkembangnya kuman dan bakteri.

Mitos # 6: Tiap wanita mengalami menstruasi

Tidak setiap wanita mengalami menstruasi dan tidak semua wanita yang mengalami haid mengganggap dirinya wanita. Para transgender mungkin masih mendapatkan haid, jadi masalah haid bukan hanya terjadi pada “wanita”, tapi pada transgender juga.

Pewangi Bulan, Rp 58.000,- ; Beli di sini

Mitos # 7: Haid adalah masalah pribadi

Pada 2014, PBB menyebutkan jika masalah haid adalah masalah kesehatan masyarakat. Banyak wanita yang tidak punya akses kebersihan dan menjaga perawatan Miss V saat haid.

Mengapa menjadi masalah masyarakat? Sebagai contoh di India, 1 dari 4 anak perempuan bolos sekolah karena haid. Tentu hal ini akan mempengaruhi pendidikan dan masa depan mereka bukan?

Mitos # 8: Haid itu memalukan

Haid bukan sesuatu yang memalukan. Sebaliknya, stigma ini harus dihapus dan diubah dengan tambahan ilmu seksual untuk kalangan muda. Dengan haid, hormon di dalam tubuh tetap seimbang, awet muda dan mengurangi risiko penyakit kardio.

Kembali ke blog

Tulis komentar

Ingat, komentar perlu disetujui sebelum dipublikasikan.

Produk Rekomendasi

Tutup

Artikel terkait