Verapamil

    Verapamil merupakan suatu zat aktif yang digunakan untuk terapi masalah irama jantung yang tidak teratur, rasa sakit di dada yang berasal dari penyakit arteri koroner, dan hipertensi. Konsumsi obat ini harus berdasarkan resep dari dokter.

    Golongan obat: Antagonis kalsium, antiaritmia Merek dagang: Isoptin, Tarka, Verapamil

    Apa itu Verapamil?

    Verapamil adalah obat yang memiliki fungsi untuk mengelola gangguan irama jantung, mengurangi rasa sakit dada yang disebabkan oleh penyakit arteri koroner, serta menurunkan tekanan darah tinggi. Obat ini bekerja melalui penghambatan aliran kalsium ke dalam otot pembuluh darah yang mana menyebabkan pembuluh darah menjadi lebih relaks dan memungkinkan darah mengalir lebih bebas. Dalam kondisi penyakit arteri koroner, verapamil akan mengurangi gejala angina dengan mengendurkan pembuluh darah. Di samping itu, verapamil mengatur denyut jantung yang tidak teratur dengan menormalkan impuls listrik berlebihan yang menyebabkan aritmia, sehingga jantung dapat bekerja lebih efisien.

    Dosis Verapamil

    Dokter akan menentukan dosis verapamil sesuai dengan kondisi pasien. Dosis yang umumnya direkomendasikan adalah sebagai berikut:

    Untuk gangguan irama jantung seperti takikardia supraventrikular:

    • Dewasa: 40 hingga 120 mg, dikonsumsi 3 hingga 4 kali sehari.
    • Anak di atas 2 tahun: Dosinya berkisar 40 sampai 120 mg per hari, dibagi menjadi 2 hingga 3 kali konsumsi.
    • Anak di bawah 2 tahun: Dosis yang direkomendasikan adalah 20 mg, yang dikonsumsi 2 hingga 3 kali sehari.

    Pada kondisi tekanan darah tinggi:

    • Dewasa: Dimulai dengan 240 mg per hari dan dibagi menjadi 2 hingga 3 dosis.
    • Untuk anak di atas 2 tahun: Dosis sama seperti pada pengobatan aritmia.

    Untuk nyeri dada:

    • Dewasa: Dosis yang umumnya dianjurkan adalah 80 hingga 120 mg, 3 kali dalam sehari.

    Aturan Pakai Verapamil

    Laksanakan saran dokter serta instruksi yang tertera pada kemasan ketika mengonsumsi verapamil. Perubahan dosis harus dengan persetujuan dokter terlebih dahulu. Verapamil dapat diminum baik sebelum maupun setelah makan. Pastikan untuk minum obat ini menggunakan air putih, dan jangan dihancurkan atau dibelah. Untuk memaksimalkan efek pengobatan, verapamil sebaiknya diminum pada jam yang sama setiap hari. Gunakan pengingat seperti alarm ponsel untuk membantu mengingat waktu minum obat. Jika terlupa minum verapamil, segera konsumsi ketika ingat, kecuali jika sudah waktunya dosis berikutnya, maka lewatkan dan jangan menggandakan dosis. Perhatikan juga praktik gaya hidup sehat selama mengonsumsi verapamil. Simpanlah verapamil di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

    Efek Samping Verapamil

    Pasien mungkin akan mengalami efek samping berikut setelah menggunakan verapamil:

    • Mual
    • Sembelit
    • Sakit kepala atau kepala terasa berputar
    • Tekanan darah yang rendah Jika efek samping tersebut berkelanjutan atau worsens, konsultasikan dengan dokter Anda. Cari bantuan medis segera apabila terjadi gejala dari reaksi alergi terhadap obat atau efek berbahaya lain seperti nyeri dada, jantung berdenyut tak biasa, pusing berat, kesulitan bernapas, pembengkakan yang parah, atau batuk dengan dahak berbuih.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Verapamil

    Beberapa hal yang perlu dicermati sebelum menggunakan verapamil meliputi:

    • Pastikan untuk memberitahukan dokter mengenai riwayat alergi.
    • Diskusikan dengan dokter mengenai penyakit jantung yang diderita.
    • Informasikan jika Anda memiliki masalah dengan tekanan darah rendah, penyakit liver, ginjal, distrofi otot, atau myasthenia gravis.
    • Sebutkan kepada dokter tentang obat lain yang sedang digunakan, termasuk obat penghambat beta atau obat antiaritmia lain, suplemen, dan produk herbal untuk mencegah interaksi obat.
    • Kontrol ke arena medis segera jika menghadapi reaksi alergi atau efek samping yang serius setelah konsumsi Verapamil.

    Efek Verapamil untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Penggunaan verapamil selama kehamilan dikategorikan ke dalam Kategori C, dimana telah terlihat adanya efek samping pada percobaan binatang namun belum ada bukti pada wanita hamil. Oleh karena itu, verapamil seharusnya hanya digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar dari potensial risiko. Selain itu, verapamil terdeteksi dalam ASI dan sebaiknya tidak digunakan tanpa izin dokter selama masa menyusui.

    Interaksi Verapamil dengan Obat Lain

    Verapamil dapat berinteraksi dengan beberapa obat, yang meliputi:

    • Obat seperti rifampicin dan phenobarbital yang dapat menurunkan efektivitas verapamil.
    • Clonidine yang dapat meningkatkan risiko gangguan irama jantung.
    • Penggunaan bersama aspirin dapat meningkatkan risiko perdarahan.
    • Interaksi dengan lithium yang dapat menimbulkan gangguan saraf.
    • Peningkatan risiko tekanan darah rendah jika dikombinasikan dengan obat diuretik, antihipertensi, ataupun vasodilator.
    • Penggunaan bersamaan dengan statin, digoxin, obat imunosupresan, penghambat alfa, penghambat beta, carbamazepine, colchicine, dan quinidine dapat meningkatkan risiko efek samping.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait