Fluocinonide

    Kondisi kulit yang beragam seringkali menampilkan gejala yang sama, termasuk ruam, gatal, hingga pembengkakan. Dokter bisa jadi akan memberikan resep fluocinonide sebagai solusi untuk gejala tadi. Berikut penjelasan guna, dosis, dan tata cara penggunaan obat ini.

    Golongan obat: kortikosteroid topikal Merek dagang fluocinonide (belum tersedia di Indonesia): Fluovix, Fluovix Plus, Lidex, Lidex-E, Vanos

    Apa itu obat fluocinonide?

    Obat fluocinonide adalah suatu obat yang ditujukan untuk mengatasi peradangan, kemerahan, dan rasa gatal pada kulit yang disebabkan oleh kondisi seperti eksim, psoriasis, dan reaksi alergi. Terkategori dalam golongan kortikosteroid topikal, krim fluocinonide bekerja dengan mengaktifkan zat-zat alami di kulit yang berfungsi meredakan gejala kemerahan dan rasa gatal.

    Dosis fluocinonide

    Fluocinonide yang berbentuk topikal tersedia dalam format krim, gel, ataupun salep. Dosis pemakaian krim fluocinonide adalah sebagai berikut:

    • Dewasa: aplikasikan krim fluocinonide 0,05% secara tipis pada area kulit yang terkena sekitar 2 hingga 4 kali sehari, atau fluocinonide 0,1% 1-2 kali sehari; durasi pengobatan maksimal adalah dua minggu.
    • Anak-anak di atas 1 tahun: gunakan krim fluocinonide 0,05% dalam jumlah minimal yang tetap efektif dan batasi pengobatan hingga tidak lebih dari lima hari.
    • Anak-anak 12 tahun ke atas: aplikasikan krim fluocinonide 0,1% dengan dosis yang sama dengan orang dewasa.

    Aturan Pakai fluocinonide

    Ikuti anjuran pemakaian dari dokter atau petunjuk pada kemasan obat. Krim fluocinonide hanya untuk penggunaan kulit. Hindari area wajah, selangkangan, dan lipatan kulit lainnya kecuali atas saran dokter. Sebelum mengoleskan krim, cuci dan keringkan area kulit yang terkena beserta tangan Anda dengan sempurna. Aplikasikan obat secukupnya dan jangan pakai perban atau balut area yang sudah diolesi krim kecuali disarankan oleh dokter. Jangan pakai popok ketat atau plastik pada bayi yang sedang dirawat dengan obat ini. Cuci tangan setelah pemakaian, dan bila kondisi kulit tidak membaik atau memburuk setelah dua minggu, segera hubungi dokter.

    Efek Samping fluocinonide

    Meskipun sebagai obat topikal, fluocinonide bisa memberikan efek samping, yang ringan hingga serius, pada beberapa orang. Beberapa contoh efek samping adalah:

    • gatal ringan pada kulit,
    • sensasi terbakar,
    • kulit kering atau mengelupas,
    • sakit kepala,
    • hidung mampet,
    • tenggorokan sakit,
    • perubahan warna kulit,
    • penipisan atau pelunakan kulit,
    • dan munculnya stretch marks. Untuk efek samping yang lebih serius termasuk penglihatan buram, perubahan mood, kesulitan tidur, bengkak di wajah, atau kelelahan. Reaksi alergi parah memerlukan perawatan medis.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Obat fluocinonide

    Krim fluocinonide umumnya aman untuk digunakan oleh orang dewasa, lansia, dan anak-anak yang berusia di atas 1 tahun. Karena merupakan kortikosteroid yang kuat, hindari penggunaan jangka panjang, idealnya tidak lebih dari 14 hari. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum penggunaan adalah:

    • Apakah Anda alergi terhadap fluocinonide atau tidak
    • Apakah Anda memiliki sejarah infeksi, diabetes, penyakit hati dan ginjal, glaukoma, katarak, gangguan sirkulasi, atau sistem kekebalan
    • Apakah Anda menggunakan obat lain, seperti resep, non-resep, vitamin, suplemen, atau herbal
    • Dan jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan

    Efek fluocinonide untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Penggunaan fluocinonide pada ibu hamil dan menyusui belum terbukti memiliki risiko yang berarti. Namun, obat ini hanya sedikit terabsorpsi ke dalam darah sehingga jarang memberikan efek negatif pada janin. Sebaiknya bersihkan area kulit sekitar payudara dan cuci tangan sebelum menyusui setelah pemakaian obat ini. Penggunaan obat ini harus berdasarkan anjuran dokter yang mempertimbangkan manfaat dan risikonya.

    Interaksi fluocinonide dengan Obat Lain

    Interaksi fluocinonide dengan obat lain jarang terjadi. Namun, hindari penggunaan bersamaan dengan produk kulit lain tanpa berkonsultasi dengan dokter. Catat semua produk yang Anda gunakan, termasuk obat dengan dan tanpa resep, vitamin, suplemen, serta herbal, dan bicarakan dengan dokter atau apoteker. Dokter atau apoteker akan membantu Anda memahami potensi risiko interaksi obat.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait